Ahli Tahajud Yang Merugi Dimata Allah SWT
Ahli Tahajud Yang Merugi Dimata Allah SWT - Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. Saudaraku yang dirahmati Allah, seperti yang kita ketahui Shalat Tahajud adalah Shalat yang dikerjakan pada waktu malam hari, yang didahului dengan tidur terlebih dulu.
Waktu utama untuk mengerjakan Shalat Tahajud adalah pada sepertiga malam dan hukumnya adalah sunnah.
Artinya jika dikerjakan kita akan mendapat pahala yang besar di mata Allah, akan tetapi jika tidak dikerjakan pun kita tidak akan mendapatkan dosa.
Selain sebagai ibadah tambahan supaya doa kita lebih cepat dikabulkan oleh Allah, Sholat Tahajjud juga mempunyai keutamaan tersembunyi yang sangat besar bagi umat Muslim yang mau menjalankan.
Diantaranya adalah rezeki yang berlimpah, keharmonisan rumah tangga, ketentraman dalam hidup, mampu menjaga kesehatan tubuh, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Tips Melembutkan Hati - Muhammad Nurul Banan
Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu dihindari ketika kita mengerjakan ShalatTahajud yakni Sbb;
Merasa bangga dengan diri sendiri
Atau bisa dikatakan riya dengan apa yang saudara kudapat dari Allah tanpa mempedulikan sekitar, apabila seperti itu yang ada dalam benak saudaraku semuanya, itulah orang-orang yang ahli Tahajud akan tetapi merugi dimata Allah.
Ada satu kisah menarik yang mungkin bisa menjadi pelajaran untuk kita saat mengerjakan Shalat tahajud.
Pada masa Rasulullah ada seorang ahli Ibadah Tahajud yang bernama Abu bin Hasyim, hampir bertahun-tahun Abu bin Hasyim tak pernah absen melakukan Shalat Tahajud.
Pada suatu ketika saat hendak mengambil air wudhu untuk mengerjakan Shalat Tahajud, Abu bin Hasyim dikagetkan oleh keberadaan sosok mahluk yang sedang duduk di bibir sumurnya.
Abu bebas yang bertanya;
"Wahai hamba Allah siapakah engkau?"
Sambil tersenyum sosok itu berkata;
"Aku adalah malaikat utusan Allah"
Mendengar jawaban tersebut Abu bin Hasyim kaget sekaligus bangga, karena kedatangan tamu malaikat Allah.
Abu bin Hasyim lantas bertanya;
"Apa yang sedang kamu lakukan di sini?"
Malaikat itupun menjawab
"Aku disuruh mencari gambar pencinta Allah!"
Melihat malaikat itu memegang Kitab Tebel Abu bin Hasyim lalu bertanya
"Wahai malaikat Allah, apakah yang kamu tahu?"
Bahwa itu malaikat itupun menjawab ini
"Adalah kumpulan nama hamba-hamba pencinta Allah"
Mendengar jawaban malaikat Abu bin Hasyim berharap dalam hati namanya ada di situ, maka bertanyalah kepada malaikat itu;
"Wahai malaikat Adakah Namaku disitu?"
Abu bin Hasyim beranggapan bahwa namanya ada di buku itu mengingat amal ibadahnya yang hampir tak pernah putus selalu mengerjakan Shalat Tahajud, berdoa dan bermunajat kepada Allah Subhanahuwata'ala disepertiga malam, dan masih banyak yang lain.
"Baiklah aku buka Kitab ini"
Baca Juga: Hijrah dari Hutang Riba (Melunasi Hutang dengan Bantuan Allah)
Kata malaikat sambil membuka kita besar tersebut, namun setelah dibuka dan dicari, ternyata malaikat tersebut tidak menemukan nama Abu bin Hasyim didalamnya.
Karena tidak percaya dengan apa yang disampaikan malaikan tersebut, Abu bin Hasyim meminta malaikat mencarinya sekali lagi.
Lalu dicarilah sekali lagi dan berkata lagi malaikat tersebut;
"Betul namamu tidak ada di dalam buku ini!"
Mendengar namanya tidak ada dalam buku catatan yang dibawa malaikat tersebut, Abu bin Hasyim pun gemetaran dan jatuh tersungkur didepan malaikat.
Beliau menangis sejadi-jadinya sambil berkata;
"Rugi sekali diriku yang selalu tegak berdiri di setiap malam dalam Sholat Tahajud dan bermunajat, tetapi Namaku tidak masuk dalam golongan para hamba yang mencintai Allah"
Melihat hal tersebut malaikat itupun berkata;
"Wahai Abu bin Hasyim! Bukan aku tidak tahu engkau bangun setiap malam ketika yang lain sedang tidur, bukan aku tidak tahu engkau mengambil air wudhu dan kedinginan pada saat orang lain terlelap dalam buaian malam, tapi ketahuilah tanganku dilarang Allah untuk menulis namamu di dalam Kitab ini".
Karena kaget dengan jawaban malaikat tersebut, Abu bin Hasyim pun berkata;
"Apakah gerangan yang menjadi penyebabnya?"
Malaikat itupun menjawab;
"Engkau memang bermunajat kepada Allah, tapi engkau pamerkan dengan rasa bangga kemana-mana, dan asyik beribadah memikirkan dirimu sendiri sedang ditangan kirimu ada orang sakit dan kelaparan, tapi engkau tidak menengok dan memberinya makan, bagaimana mungkin engkau dapat menjadi hamba pecinta Allah! Kalau engkau sendiri tidak pernah mencintai hamba-hambanya yang diciptakan Allah".
Mendengar jawaban tersebut hati Abu bin Hasyim seperti disambar petir, dia tersadar bahwa ibadah yang dilakukannya selama ini hanyalah untuk memperbanyak harta kekayaan, tanpa memperdulikan orang-orang yang membutuhkan uluran tangannya.
Semenjak kejadian itu dalam Shalatnya Abu bin Hasyim selalu meminta ampun kepada Allah dan mulai menyadari, bahwa manusia diciptakan Allah memang untuk beribadah kepadanya.
Akan tetapi selain daripada itu juga untuk membantu sesama yang sedang membutuhkan bantuan.
Saudaraku yang dirahmati Allah dari kisah tersebut dapat kita ambil pelajaran, bahwa Allah menciptakan manusia supaya bisa saling menjaga, silaturahmi dan saling berbagi, di saat orang lain sedang membutuhkan.
Boleh-boleh saja kita berdoa meminta dilancarkan rezeki dan diperbanyak harta kekayaan kita, akan tetapi Ingatlah apabila Allah sudah mengabulkan doa kita, sebaiknya kita juga tak lupa untuk menyisihkan sedikit dari harta yang kita dapat, untuk membantu mereka yang sedang kesusahan.
Karena dengan menyadari hal tersebut rasa syukur kita kepada Allah akan semakin bertambah, dan janji Allah bagi orang yang selalu bersyukur adalah ini akan bertambah nikmat kita, dan dicukupkan segala kebutuhan kita.
Semoga dari kisah ini kita bisa menjadi manusia yang selalu menjaga silaturahmi, dan selalu bersyukur atas apa yang Allah berikan kepada kita.
Semoga materi ini bermanfaat sampai ketemu pada materi berikutnya dan, Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
Salam - Beri-Jempol69
Post a Comment for "Ahli Tahajud Yang Merugi Dimata Allah SWT"