Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mental Parasit Adalah Keserakahan, Rakus Yang Menempel Pada Orang Miskin

Mental parasit sebenarnya keserakahan, rakus. Hanya saja serakah yang menempel pada orang miskin yang tidak berdaya, kalo urusannya sudah serakah dan rakus, ya jelas hasilnya keterpurukan dan kemelaratan.

Serakah yang ada pada orang miskin bentuknya mental parasit tersebut nyerap sana nyerap sini cari pendapatan sendiri. 

Mental parasit rezeki

Saya melarat selama 35 tahun, sejak lahir hingga usia 35 tahun. Mentalitas bagaimana yang dominan? Memperlihatkan saya selama 35 tahun tersebut menyerap energi dari yang lain. Itu mentalitas yang mendominasi karena sebagai penyerap energi.

Mental Parasit Adalah Keserakahan, Rakus Yang Menempel Pada Orang Miskin

Pikiran yang muncul selalu bagaimana saya mendapatkan?

Bagaimana saya mendapatkan mendominasi karena didorong oleh rasa tidak punya. Akhirnya supaya punya pikiran saya mengembangkan mental parasit, bagaimana agar saya punya.

Saya ambil contoh di pesantren, saya berguru selama belasan tahun. Selama itu saya mengambil banyak energi dari guru, sistem pertukaran energi di pondok pesantren tidak memakai sistem gaji.

Dimana guru mengajar kemudian siswa tidak di tarif harga untuk membayar guru, sehingga Kyai tidak ada yang bergaji tetap, para santri mengeluarkan biaya hanya untuk biaya hidup mereka sendiri di pesantren, dan biaya administrasi pondok pesantren tidak ada alokasi biaya dari santri.

>>> Ingin Uang Betah Mendekati Anda? Gunakan Akses Energi Rasa Ini! <<<

Untuk menggaji Kyai pertukaran energi antara santri dengan Kyai dibangun dengan sistem hikmah gimana santri totalitas mengabdikan dirinya kepada Kyai.

Kebanyakan santri hikmah dengan mereka, membantu Kyai mengajar dan pengurus pondok pesantren, karena hikmah tentu tidak ada gaji. Kyai mengajar santri tidak dibayar semata-mata mengabdi pada ilmu, dan santri mengabdi pada Kyiai tidak dibayar semata-mata mengabdi kepada guru.

Ini sistem transaksi pertukaran energi yang dibangun di pondok pesantren dan diri saya.

Sesudah diajari banyak ilmu oleh Kyai gratis tanpa membayar, kecuali biaya untuk hidup saya sendiri di pondok pesantren, Saya tidak menyadari kalau saya belum memberi pertukaran energi apapun kepada Kiai.

Ibarat akad jual-beli saya sudah dapatkan barang, tapi belum membayar, karena tidak menyadari seluruh dari Pondok Pesantren saya tidak berkeinginan untuk berbakti dan membalas jasa pada Kyai saya langsung out.

Sebagai alumnus Saya keluar dari Pondok Pesantren memang bawa ilmu, tapi belum saya bayar! Akhirnya di rumah saya kesusahan mengembangkan diri, kita banyak ilmu, ada karakter leader punya.

Tetapi saya tidak bisa mengembangkan diri, ilmu tidak laku, kemampuan tidak laku, derajat hidup tidak naik malah cenderung terpuruk. Pada akhirnya sesudah macam-macam ujian dilalui, saya bisa membayar pertukaran energi yang dulu belum saya bayarkan kepada guru.

Pembayaran paling dominan dari saya dengan mengajar ngaji anak desa, yang disitu Saya tidak dibayar. Kehidupan saya perlahan berubah menuju lebih baik.

Itu mental saya dulu, hanya bisa berpikir bagaimana saya mendapatkan dan tidak bisa berfikir bagaimana mereka mendapatkan sesuatu dari diri saya, termasuk kepada guru saya hanya memeras.

Makan bareng teman-teman saya merasa nyaman ditraktir, dalam segala aspek saya nyaman diberi bantuan. Sampai nikah saja nyaman dikasih kondangan, untuk tidak sampai doyan minta-minta akibat rasa tidak cukup, rasa tidak punya.

Semua gerak lahir seolah hanya diarahkan untuk mendapatkan, dan hasilnya saya kerja lembur, sering cari usaha sampingan juga terus diupayakan. Tapi derajat rezeki saya tetap miskin, sampai saya berpikir ada apa sebenarnya.

>>> Dalam Dimensi Intelektual Silahkan Bertanya, Spiritual Jangan Harus Yakin <<<

Saya kerja sudah, jam kerja saya dengan orang kaya tidak ada bedanya, antara 8 jam per hari, tapi kenapa saya susah amat rezekinya. 

Si Kaya kerja sehari cukup untuk makan sebulan, saya kerja sebulan tidak cukup untuk makan. Itulah bagaimana sabotase mental parasit membunuh pertumbuhan kehidupan saya, mental parasit sebenarnya keserakahan, rakus. Hanya saja serakah yang menempel pada orang miskin yang tidak berdaya.

Kalau urusannya sudah serakah dan rakus, ya jelas hasilnya keterpurukan dan kemelaratan. Serakah yang ada pada orang miskin, mental parasit tersebut nyerap sana, nyerap sini cari pendapatan sendiri.

Bumi cukup untuk memenuhi kebutuhan kita semua, namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan segelintir kecil orang yang serakah "Ibnu Taimiyah"

Berkata seorang hamba akan merasa  merdeka selagi dia qanaah, dan orang merdeka akan menjadi budak selagi dia serakah.

Berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam;

Bersabda tidaklah dua ekor Serigala yang lapar dikirimkan pada seekor kambing, itu lebih berbahaya daripada rakusnya seseorang pada harta dan kedudukan, ada membahayakan agamanya "Hadits riwayat At Tirmidzi"

Jadi bukan cuma Anda yang berburu triliunan dollar yang rentan jadi orang serakah, justru serakah dikalangan orang miskin lebih dominan, karena siapapun yang tidak serakah pasti dia menjadi kaya dan mulia.

Salam - Beri Jempol69

Post a Comment for "Mental Parasit Adalah Keserakahan, Rakus Yang Menempel Pada Orang Miskin"