Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Memakmurkan Rezeki Dengan Ingon-Ingon - Gus. Banan

MEMAKMURKAN REZEKI DENGAN "INGON-INGON" - Kita sebut saja seorang pria yang setelah melaksanakan pernikahannya malah menemukan kekayaannya. Bisa di bilang hampir 80% pria yang mengalami kekayaannya setelah menikah.

Karena inilah merupakan konsep alam semesta "Konsep ingon-ingon alam semesta" 

Seorang laki-laki yang dulunya hanya memelihara dan mengurus dirinya sendiri namun setelah menikah harus mengurus instrinya "ingon-ingon istri" dan beban serta tanggung jawabnya menjadi bertambah, apalagi tidak lama dari menikah mempunyai anak.

Memakmurkan rezeki dengan ingon-ingon

Memakmurkan rezeki dengan ingon-ingon

Anda yang orang Jawa tentu tahu arti kata ingon-ingon? Artinya hewan peliharaan, memelihara ayam dalam bahasa Jawa dikatakan "ngingu Pitik" artinya punya peliharaan ayam.

Saya pernah jelaskan umpama anda punya peliharaan ayam dan anda memeliharanya dengan baik, seperti minuman, gizi dan kandang untuk ayam Anda berikan yang terbaik, tentu ayamnya jadi gemuk dan berkualitas baik.

Ketika ayam Anda berkualitas baik, siapa yang tambah kekayaannya? Ayamnya yang tambah kaya atau Anda yang memelihara? Tentu Anda sebagai pemelihara yang tambah kaya.

Ayamnya sebagai hewan yang dipelihara yang setiap hari Anda urusi makanannya malah tidak makin kaya,begitulah konsep ingon-ingon alam semesta.

>>> Berhenti Mengatur Duit Kepada Tuhan <<<

Anda yang memelihara, yang setiap hari berkorban memberikanan makanan dan merawat justru andalah yang makin kaya.

Seorang pria setelah menikah justru temukan kekayaan, mungkin 80% pria temukan kekayaan setelah menikah, sebab konsep ingon-ingon alam semesta ini.

Pria yang tadinya disaat bujangan hanya memelihara dirinya sendiri, setelah menikah ia jadi punya ingon-ingon istri, beban dan tanggungjawab peliharaannya bertambah belum lagi beres memelihara istri kemudian ditindih dengan lahirnya anak.

Tapi ingat Anda memelihara ayam, ketika ayamnya sehat dan berkualitas Anda makin kaya, makin banyak ayam peliharaannya Anda Makin Kaya, juga dan sebaliknya Kalau Anda cara memelihara ayamnya tidak konsisten, seenaknya sendiri. Tentu kualitas ayamnya juga kurang baik maka ini ketika seorang pria tidak konsisten membahagiakan anak istrinya, tidak punya komitmen matang untuk membangun keluarga yang harmonis, justru si pria sebagai si pemelihara yang terancam alami keterpurukan.

Ibarat pemelihara ayam tidak ada greget untuk meningkatkan kualitas hidup si ayam peliharaannya, tolol lagi bila si pria justru merusak ayam peliharaannya sendiri secara lahir atau batinnya disakiti, pakan ayamnya dikurangi, tentu ayamnya jadi kurus dan tidak sehat.

Kalau ayamnya kurus-kurus siapa yang jadi miskin, tentu bukan ayamnya yang jatuh miskin, sebab ini andai masih ada pria pelit pada anak istri, irit untuk mengenyangkan anak istrinya sendiri, sebenarnya si pria itu sendiri yang sedang menyiapkan liang kubur kemiskinannya sendiri.

Sekarang Andai secara materi uji, memelihara ayam full memberi makan, tetapi Si ayam secara mental sering anda buat stress, tiap hari Ayamnya anda marahi anda bentak-bentak, anda kacaukan ketenangannya.

Lihat sapi stress ketika mau dipotong juga begitu mengerikan mukanya.

>>> Inilah Beda Antara Sikap Qona'ah Dan Sikap Miskin <<<

Demikian pula ayam peliharaan Anda, demikian pula anak istri anda, sudah anda cukupi kebutuhan materinya, tapi ada sakiti hati istri dan anak-anak anda, anda selingkuh sendiri, Anda gemar bentak-bentak mereka anda terlantarkan mereka, hingga mereka merasa tidak nyaman dan bahagia, merasa terancam dan kerap bersedih hati dibawah asuhan anda.

Maka hukumnya sama, siapa yang menguruskan hewan peliharaanya, ia sendiri yang sejak yang sedang siapkan liang kubur keterpurukannya sendiri, ia sedang menyiapkan kematiannya sendiri.

Anda amati pria yang galak pada istrinya, pria yang gemar selingkuh, pria yang egois pada istri, gemar cari menang sendiri, mereka tidak jatuh makin miskin sudah sangat baik.

Kebanyakan tipe pria semacam ini rezekinya sedang berjalan di tempat, makin tua dihidupnya makin semrawut.

Maka ini keluarga secara teknik tidak terhubung apa-apa dengan kelancaran rezeki, seorang pria tidak terhubung apapun dengan karir atau bisnisnya, namun secara esensi ke rezekian, dan keharmonisan rezekinya Justru bertopang pada kebahagiaan keluarganya.

Itu semua konsep ingon-ingon alam semesta, siapapun yang bisa memelihara ayam dengan baik, maka ia sendiri yang bertambah kemakmuran dan kekayaannya.

Setiap diri Anda adalah pemelihara, tukang ingon-ingon dan setiap pemelihara akan ditanyain pertanggungjawaban peliharaannya.

Dari Ibnu Umar RA dari Nabi Shallallahu Alaihi wasallama; 

"Sesungguhnya beliau bersabda, setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya, seorang kepala negara adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan diminta pertanggungjawaban perihal rakyat yang dipimpinnya

Seorang suami adalah pemimpin atas anggota keluarganya dan akan ditanya perihal keluarga yang dipimpinnya

Seorang Istri adalah pemimpin atas rumah tangga dan anak-anaknya, dan akan ditanya perihal tanggung jawabnya.

Seorang pembantu rumah tangga adalah bertugas memelihara barang milik majikannya dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya.

Dan kamu sekalian pemimpin dan akan ditanya atas pertanggungjawabannya"

"Hadits Riwayat Muslim"

Saya sendiri punya cerita, setelah menikah selama 3 tahun Saya tidak memiliki pertumbuhan financial yang baik, melarat saja.

Awal saya akan dibukakan pintu perubahan financial, saya disadarkan akan Konsep ingon-ingon ini, Waktu itu saya ada dua santri yang berkhidmat, yang melayani saya sehari-hari, mereka dalam financial jadi tanggung jawab saya.

Dua santri tersebut sengaja saya makmurkan, saat itu istri saya larang keras kalau hanya masak dengan dua jenis lauk, minimal harus tiga, syukur lebih, bahkan buah-buahan saya sediakan, makanan enak setiap hari yang saya suguhkan kepada para santri.

Tidak boleh pas-pasan agar saya bisa pastikan para santri kenyang, dan mereka saya bebaskan bikin kopi atau teh sesuka mereka, dan mi instan bahkan sampai saat ini selalu tersedia dusdusan di dapur saya.

Tujuannya di jam berapapun para santri merasa lapar dan mungkin sewaktu-waktu makanan sedang habis silakan mereka masak mie instan.

Biaya pendidikan di pesantren saya, yang menanggung dan tiap bulan, mereka saya kasih pesangon untuk tambah-tambah uang jajan.

Konsep saya ayam peliharaan saya harus gemuk dan hasilnya dengan konsisten rezeki Saya berubah dan terus meningkat.

Dan hingga detik ini sudah ada enam anaknya ngikut saya, ditambah beberapa karyawan. Konsep saya masih utuh yakni ayam peliharaan saya harus gemuk, makmur lahir batin.

Jadi jangan goblok ya, ingin makmur rezeki kok nafkahnya untuk orang-orang di bawah tanggung jawab anda malah di irit-irit, ingin maju karir bisnisnya kerjaannya menyakiti hati anak istri

Goblok kuadrat namanya.

Salam - Beri Jempol69

Post a Comment for "Memakmurkan Rezeki Dengan Ingon-Ingon - Gus. Banan"